KONGFERCAB IV PC> Makassar FMBT Bantaeng

Foto bersama dengan kanda Sulhan Yusuf sebagai narasumber pada dialog pembukaan acara KONGFERCAB IV dengan tema KONSEP DAN STRATEGI ORGANISASI PERJUANGAN DI ERA KONTEMPORER

Dialog Antara FMBT, KOSKER PPB, dan DPRD Bantaeng

Dari Kiri ke Kanan, Darwis ST, Mustamin, Supriadi Gani, dan Muh. Nasrun Jamal

Keluarga Besar FMBT Bantaeng

Keluarga besar Forum Mahasiswa Butta Toa Bantaeng

Rapat Pengurus Besar FMBT

Suasana rapat Pengurus Besar Forum Mahasiswa Butta Toa Bantaeng

Acara Makan Bersama

Acara makan bersama di rumah Ketua Umum Forum Mahasiswa Butta Toa Bantaeng Di Tino, Kec. Bissappu, Kab. Bantaeng

Sabtu, 26 Februari 2011

Sekilas Profil FMBT Bantaeng


FMBT Bantaeng adalah Singkatan dari Forum Mahasiswa Butta Toa yang berpusat di kabupaten bantaeng Bantaeng. FMBT Bantaeng berdiri ( deklarasi ) pada hari Kamis 19 juli 2007 di lokasi Adat Gantarangkeke,Kec. Gantarangkeke, Kab. Bantaeng.

Hingga saat ini FMBT Bantaeng telah memiliki 3 (tiga) cabang yaitu : Cabang Makassar, Cabang Jeneponto dan Cabang Bulukumba. Berikut Nama – Nama yang pernah dan sedang menajabat sebagai pucuk pimpinan di FMBT Bantaeng.

Pengurus Besar FMBT Bantaeng
  1.  Muh. Nasrun Jamal
  2. Suardi
  3. Muh. Anas
  4. Ahmad Pasallo
  5. Amiluddin (yang menjabat saat ini)
Pengurus Cabang Makassar
  1.  Ahmad Nasrun (Menjabat 2 Periode)
  2. Irsyad (Yang Menjabat Saat ini)
Pengurus Cabang Jeneponto
  1. Ahmad Pasallo (Menjabat 1 Periode)
  2. Andi Hamka (Yang Menjabat Saat ini)
Pengurus Cabang Bulukumba
  1.  Abdul Kadir (Yang Menjabat Saat ini)


“Katakan Kenenaran Walaupun Pahit”

PERGOLAKAN INTEKTUAL-POLITIK KAUM MUDA BANTAENG (SUATU PENGANTAR)

Kaum muda adalah aset yang tak tertakar harganya. Suatu negara yang maju oleh karea keiapannya memberi ruang yang cukup dan dedikasi-apresiasi tinggi terhadapkaum muda, sebab kaum mudalah yang menjadi masa depan adalah setiap proses keberlangsungan perjuangan. Bersaing dalam mempersiapkan sumber daya generasi yang tangguh menjadi prioritas semua bangsa yang sadar betul terhadap ketatnya kompetisi global yang juga sangat mempengaruhi konstalasi nasional-regional dan sampai ketingkat lokal(daerah).
Memahami pentingnya mempersiapkan generasi yang tangguh tak bisa dilepaskan dari kesadaran historis dan aspek - aspek sosial dalam khazanah dan cakrawala intelektual yang melambung melintasi etnis, suku, bangsa, budaya, wilayah, bahkan benua. Harus disadari bahwa pemimpin-pemimpin karbitan yang menempatkan dirinya dalam setiap bagian dan momentum perubahan kepemimpinan hanya akan memperparah dan terus menerus merusak keadaan bangsa yang juga sedang terseok-seok menapaki ketatnya kompetisi dan konstalasi ekonomi politik global beserta ilmu pengetahuan dan teknologi, pribadi generasi tangguh adalah mereka yang terdidik secara intelektual teruji mentalitasnya konsisten dalam bersikap dan memahami sejarah bangsanya.
Bantaeng yang dihuni oleh organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan sebagai organda, baik HPMB, KOSKAR PPB, HPMB-R, dan FMBT yang masing-masing telah, sedang dan akan terus berkarya dan membuktikan eksistensinya sebagai pemasok pemimpin-pemimpin masa depan sedianya dipahami dan ditempatkan sebagai aset daerah yang dengannya masa depan Bantaeng bisa lebih baik dan terhormat. Keberagaman dan perbedaan tak selamanya positif, tapi juga tak selamanya negatif artinya semua ikhtiar sosial yang dilakukan oleh masing-masing organisasi harus tetap medapat ruang kreasi dan apresiasi positif, terlepas ada yang berposisi koalisi dengan pemerintahan ataupun ada yang konsisten, oposisi dalam rangka kritik dan kontrol produktif dan konstruktif.
Yang paling penting adalah bahwa generasi muda tidak dijebak apalagi menjebak dirinya untuk mengambil sikap dan pilihan yang kontra produktifkarena perbedaan posisi dan pilihan, sebab bisa jadi itu menjadi kelemahan yang melumpuhkan kekuatan kaum muda dalam mengusung agenda-agenda perjuangan, menuntut perubahan yang signifikan demi pencapaian Butta Toa yang Berperadaban. Saya percaya kita masih akan berkata “TIDAK PADA KOLUSI, KORUPSI, NEPOTISME DAN KEJAHATAN ELIT LAINNYA”.

URGENSI KONSOLIDASI DAN KONSTRUKSI KESADARAN GENERASI DALAM MENAPAK MASA DEPAN BANTAENG YANG MAJU DAN BERMAMFAAT


Diujung Pandangan mataku.....
Dipuncak – Puncak Fikiranku....
Didasar Hati Nuraniku....
Dan Pada Denyut Nadi dan Nafasku....
“DIA” Berkata Padaku....
“Kamu Adalah Khalifah dan Abdillah” Bukan Budak Penguasa
(Petunjuk Bagi Mereka yang Beragama)


Akhir abad 21 ini adalah era ONE WORLD GOVERMENT bagi negara – negara maju, khususnya AS, Rusia, Perancis, Inggris, Cina, Jepang, Turky, India, dan sebagainya, begitun sebaliknya bagi engara dunia ketiga seperti Indonesia ini menjadi era yagn menuntut taruhan kejayaan atau kepunahan. Dan pandangan tekad.komitmen, sikap dan pilihan. Pilihan berbangsa sangat menentukan jaya-punahnya bangsa ini kedepan. Untuk menyederhanakannya study kita, mari kita lihat konteks Bantaeng dan selatan SULSEL saja.
Kabupaten Bantaeng dewasa ini merupakan mutiara sejarang yang tertimbung (Mudah – Mudahan bukan tertimbung Kotoran). Sebagaimana sejarah gowa mengakui bantaeng sebagai kerajaan bagian selatanyang tak pernah dijajah, bahkan Bantaeng sepanjang sejarah kerajaan sejak Bantayang telah dipimpin oleh 35 Raja meskipun ada yang memimpin/menjadi raja dua kali (salah satu perspektif sejarah yang dimulai dari 7 Kare’ dan lain lagi jika kita melihatnya sebelum itu). Tetapi tulisan ini tidak fokus menjelaskan sejarah tapi hikmah dan ibrah yang harus ditekankan adalah bahwa Bantaeng Butta toa yang berarti tanah/ bumi tua yang identik dengan kedewasaan, kematangan,kearifan, kebijaksanaan dan ppenuh dengan kesakralan sejarah sebagai khazanah kearifan lokal dalam spiritual, kepemimpinan dan kedipimpinan sebagaimana tertaung dalam sumpah pengangkatan raja oleh Kare’ Tujua. Bukan pengkhianatan, dusta, kebohongan, kriminal, sebab sumpah dalam sejarah kita harus dibayar mahal lahir dan bathin. Issu sebagai daerah yang proses politiknya dianggap mengerikan harusnya tidak lebih ditradisikan kembang hal-hal yang menunjukkan kearifan dan kebijaksanaan.
Generasi bantaeng idealnya harus lebih awal dipahamkan pada sejarahnya sebagai pijakan dasar berilmupengetahuan dan bukan malah mendistorsi dan mereduksi sejarah, apalagi sampai pada ketidakpahaman sejarah daerahnya idealnya lahir dari tradisi dan budayanya sendiri bukan karakter kloning yang direkayasa lewat tuntutan globalisasi dan modernisasi sebagai bapak ibu dari kapitalisme,neoliberalisme, civil society, HAM dan demokrasi kriminal yang penuh rekayasa elit global-nasional-regional hinnga ketingkat paling lokal. Sulsel yang secara umum memiliki budaya Sipassiriki, Sikapaccei, dan Sipakatau merupakan warisan leluhur yang harusnya dijaga,dipelihara, dan ditransformasi kedalam diri kita. Sedianya pendidikan formal harus mengakomodasi poin-poin tersebutagar generasi kita tidak menjadi generasi Plimplang, gamang dan keliru yang tau rumahnya orang lain tapi tidak tau rumahnya sendiri.
Kesadaran kita khususnya kaum muda akan urgensi budaya sebagai prasyarat lahirnya peradaban harus mampu terkonsolidasi pada tingkat tertinggi bahwa suatu negara-bangsa yagn kuat, maju dan memuncaki zaman, semuanya berdasar pada budaya, pendidikan,ekonomi, dalam bingkai dan nafas inspirasi yang dipersiapkan dengan baik dan benar lewat generasi suatu bangsa. Begitupun bantaeng tercinta, tak bisa hanya terfokus pada agenda jangka pendek dan menengah 5 tahunan tetapi harus berani membuka cakrawala berfikir yang luas menyeluruh membaca masa depan, lalu mengambil langkah-langkah pasti mempersiapkan segalanya.
Politik tak boleh terus menerus menjarah dan menjustifikasi budaya, pendidikan, ekonomi apalagi agama. Begitupun sikap daripada tokoh dan elit dibantaeng khususnya di legislatif dan eksekutif agar tidak menjadikan perbedaan golongan, mashab, aliran, parpol dan sejumlah organisasi kemasyarakatan dan kemahasiswaan yang menjadi medium generasi muda aktualisasi potensi, mendiskusikan dan merancang bangun masa depan butta toa yang lebih baik, apalagi jika sampai pada titik membenturkan setiap perbedaan karena harus disadari bahwa tak selamanya perbedaan itu menjadi pembeda satu dengan yang lain.
Membangun kesadaran kaum muda tentu tidak bisa dilihat dari satu dua sisi saja akan tetapi dari semua sisi kehidupannyabaik sejarah, budaya, pendidikan, ekonomi, politik, keluarga, dan apalagi agama yang harus menjadi nafas hidupnya. Memang tidak mudah meninggalkan kepentingan, apalagi yang menjanjikan dan memberi rasa nikmatnya kekuasaan, akan tetapi sampai kapan hukum rimba terus menjarah daerah tercinta kita, dan ada masa dan waktu dimana rakyat memahami segalanya yang bisa menjadi Blunder atau bumeran bagi kesatuan dan persatuan kita membangun bantaeng, maka dari itu harapan membangun baik fisik maupun nonfisik harus dikerjakkan bersama-sama dan tidak perlu menggunakan politik belah bambu satu diangkat satu diinjak dan tidak perlu memaksa keberagaman dalam bahsa apapun termasuk istilah koalisi dan oposisi, perbedaan persfektif sejarah biarkan berdialegtika untuk saling melengkapidan apapun itu cukuplah politik untuk relnya sendiri tidak perlu mempolitisasi yang lain.
Yang paling penting adalah jangan biarkan generasi kita terjerumus dalam tradisi apatis, pesimis, oportunis, pragmatis, hedonis, dan materialis karena generasilah wajah masa depan bangsa dan agama.
Semoga kita semua bersatu padu berjuang untuk kkebenaran kejujuran dan keadilan sebagai generasi yang sadar dan sekaligus manifestasi dari cinta dan rindu kita kepada Allah dan Rasullullah.


Karya : Muh. Nasrun Jamal

Jumat, 25 Februari 2011

Pictures Of Gantarangkeke




Tempat Musyawarah '07Rumah Adat '07Mesjid Gantarangkeke '07

Selasa, 15 Februari 2011

Biografi Ahmad Pasallo



Sekilas Tentang Ahmad Pasallo



Nama:Ahmad Pasallo
Tempat ,Tgl Lahir:Bantaeng , xx xxx xxxx
Alamat:Talle, Desa Bonto Tappalang, Kec. Tompobulu, Kab. Bantaeng
Pendidikan:SD Inpres Talle
MTs Ma'arif Banyorang
MA Ma'arif Banyorang
xxx
D2 STAI Algazali Bulukumba
S1 YAPTI Jeneponto
Nomor hp:085299946424
E_mail:_____
Facebook:xxx